Di Bandung kabarnya tanah sempat bergetar ringan. Bukan laporan resmi, ini kabar dari status teman yang hobi dramatis. Tapi efeknya lucu. Grup chat yang tadinya sepi mendadak ramai. Bukan bahas seismograf. Bahas Mahjong Ways 2. Tiba tiba semua orang punya teori sendiri. Ada yang minta jam main. Ada yang tanya kapan momen gacor datang, seperti menunggu hujan turun di sore Minggu.
Di warung kopi, Hakim duduk menghadap jendela. Rintik kecil jatuh. Ia bilang cuaca itu suka mempengaruhi napas permainan. Tidak ilmiah, katanya. Tapi rasanya nyata. Ada hari yang longgar. Ada hari yang seret. Persis jalan Dago saat akhir pekan. Kadang mulus, kadang macet mendadak.
Obrolan melebar ke mana mana. Dari suara cerek air panas sampai nada notifikasi yang mengganggu fokus. Seseorang nyeletuk, kalau notifikasi dimatikan biasanya layar jadi lebih ramah. Orang lain menimpali, itu sugesti. Yang penting tetap duduk dan sabar. Semua orang yakin, padahal tidak ada yang betul betul tahu.
Scatter Hitam dan Kabar Angin
Tokoh utama malam itu jelas. Scatter hitam. Simbol kecil yang muncul seperti bisik bisik. Kadang satu. Kadang dua. Lama tidak terlihat lalu tiba tanpa salam. Orang menyebutnya petanda. Yang lain menyebutnya kebetulan. Keduanya tidak salah. Keduanya juga tidak membantu jika kepala sedang panas.
Di meja samping ada yang bawa buku catatan. Serius sekali. Ia menggambar tabel sendiri. Kolom jam. Kolom jeda. Kolom angin angin yang katanya sering muncul setelah beberapa putaran. Saya melihatnya dan tertawa kecil. Bukan mengejek. Lebih ke rasa hormat. Di negeri yang sibuk dengan gosip, ia memilih sibuk dengan data versi dirinya.
Scatter hitam, kalau dipikir, mirip lampu gang. Berkedip, hilang, balik lagi. Ia tidak mau tampil utuh. Selalu sebagai jejak. Sisa. Siluet. Justru di sana candunya. Orang menunggu. Orang menerka. Orang percaya ada kode yang bisa dibaca. Percaya itu sendiri kadang jadi bahan bakar.
Momen Gacor Itu Mirip Cuaca
Kita sering ingin kepastian. Cuaca hari ini. Hasil besok. Sayangnya, momen gacor lebih dekat ke ramalan langit. Kita lihat awan, kita rasa angin, kita kira kira saja. Ada hari cerah yang tiba tiba runtuh hujan. Ada langit muram yang tidak jadi apa apa. Permainan pun begitu. Kadang memberi tanpa sinyal terang. Kadang pelit padahal semua tanda tampak lengkap.
Hakim punya kebiasaan sederhana. Mulai pelan. Lihat beberapa putaran. Jika layar terasa rapat, ia menepi. Tarik napas. Cuci muka. Balas chat singkat. Kembali lagi ketika kepala dingin. Ia bilang jeda singkat itu seperti menukar baterai. Tidak membuat mesin jadi baru, tapi cukup menyalakan ulang lampu indikator.
Saat simbol mulai menyapa lebih sering, barulah ia naikkan tempo. Bukan nekat. Naik sedikit. Seperti menambah gula pada kopi yang sudah manis. Kalau kebanyakan, rasanya jadi hilang. Kalau kurang, pahitnya terlalu lama tinggal.
Teori Warung Kopi, Praktik di Layar
Teori paling populer malam itu berasal dari mulut yang tidak keras. Seorang pemain lama. Ia bilang momen ramai sering muncul setelah jeda kecil. Lima menit saja. Tujuannya bukan menipu sistem. Tujuannya memutus sambungan antara ego dan jari. Kedengarannya sederhana. Nyatanya susah. Tapi ketika berhasil, ritme jadi lebih lurus.
Yang lain bercerita soal mengubah nominal di tengah arus. Turun sedikit saat layar seret. Naik tipis saat tanda mulai hidup. Bukan trik rahasia. Lebih ke cara menjaga napas. Supaya tidak habis di satu tarikan. Mirip pelari yang menahan kecepatan sebelum tikungan.
Ritual kecil juga muncul dari hal remeh. Menghapus notifikasi. Menutup aplikasi yang bisik bisik. Mengatur kecerahan agar mata tidak cepat lelah. Hal begini sering diremehkan. Padahal kalah bukan selalu soal strategi. Kalah sering datang dari fokus yang tersayat pesan masuk dan lampu layar yang terlalu terang.
Catatan Ringan Sebelum Pulang
Mahjong Ways 2 hidup dari kombinasi yang tidak mau patuh pada catatan kita. Scatter hitam jadi ikon sekaligus teka teki. Momen gacor terasa seperti hujan sore yang bisa datang kapan saja. Kita hanya bisa menyiapkan payung. Membaca langit. Memilih langkah yang tidak memalukan diri sendiri.
Kalau malam ini tidak bersahabat, tidak apa. Esok masih ada. Dan kalau kebetulan naga benar benar lewat membawa tiga scatter sekaligus, ya sambut selayaknya tamu lama yang akhirnya ingat alamat. Tidak perlu pesta besar. Cukup senyum kecil. Lalu kembali ke hidup yang menunggu di luar layar.
Bonus